queue, bunyi kata ini seperti huruf pertamanya. sebuah kemubaziran untuk empat huruf dibelakangnya. dalam bahasa Indonesia, kata ini berarti antri/antrian. dimana kata baku untuk antri adalah antre. biasanya orang pada antre kalau lagi di suatu acara, kegiatan, perhelatan, urusan, atau apa pun lah, yang melibatkan kepentingan orang banyak. banyak contoh dimana kita harus antre. ngambil uang di anjungan tunai mandiri, beli tiket kereta, nuker kupon daging waktu lebaran haji, bahkan ke kamar kecil.
secara umum, antre biasanya berwujud barisan. antre bisa dengan cara berdiri menjalar nunggu giliran, yang ini cara yang umum dan konvensional. ambil nomer antrian, bisa sambil duduk atau keluyuran kemana dulu selagi nunggu nomernya dipanggil, yang ini agak modern.
"Budayakan antre". mungkin sekali waktu kita pernah baca tulisan macam itu. kalo diliat dari struktur bahasanya, tulisan "Budayakan antre" itu menandakan bahwa antre itu belum jadi budaya. tapi bisa juga kita artikan, kata 'budaya' disini berarti kebiasaan -budaya itu sendiri kan emang asalnya dari kebiasaan- jadi "Budayakan antre" bisa berarti "Biasakan antre". kembali lagi, kalau kita maknai, dengan masih adanya tulisan itu, berarti kita belum biasa buat antre. minimal menimbulkan pertanyaan, sudah benarkah antre kita?.
atau dalam pandangan yang lebih sempit tulisan itu cuma sekedar imbauan. gak lebih.
pada hakikatnya, dalam budaya antre ini terkandung nilai-nilai yang luhur. antre berlandaskan kedisiplinan. siapa yang datang pertama dia yang pertama dilayani. prinsip ini juga digunakan pada tempat menyimpan beras. jelas prinsip ini harus dimiliki tempat penyimpan beras, supaya beras gak rusak (berkutu). jenis beras yang paling diminati masyara... maaf, kita balik lagi ke topik pembicaraan kita, yaitu antre.
selain kedisiplinan, antre juga mengajarkan kita tentang arti sebuah kesabaran. bersabar untuk menunggu itu mudah untuk 15 menit pertama, bikin gatel kepala di 30 menit berikutnya, bikin emosi meningkat di 2 jam berikutnya dan seterusnya. tapi seenggaknya menunggu dalam antrean adalah suatu kepastian dengan kata lain, gak di-PHP-in. dalam sebuah antrean kita dituntut untuk selalu bersabar. gak sabar artinya kalah. gak sampai ke tujuan. dalam seni mengantre, mereka yang bersabarlah yang akan menang (y).
sebenarnya masih banyak nilai-nilai atau pelajaran yang dapat kita ambil dari fenomena antre ini. tapi kita gak bakal bahas itu secara panjang lebar karna yang harus panjang dan lebar itu cuma lintasan pesawat terbang.
antre di Indonesia masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan benar. masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan. contoh yang paling sederhananya adalah menyalip antrean. jelas ini merupakan tindak kriminalitas. lho kok bisa? ya bisa dong, coba kalo ada orang lagi ngantri terus tiba2 disalip, gak enak dong rasanya, tersinggung dong. kalo orangnya emosian bisa aja dia melakukan kekerasan karna gak terima antreannya disalip gitu aja. kriminal kan akhirnya? heuheu..
nyalip adalah kejahatan yang umum dan paling sering terjadi di dunia antre mengantre. tindak kejahatan penyalipan ini dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya:
- adanya space kosong dalam antrean. space kosong ini bisa terjadi akibat terlalu renggangnya jarak antar pengantre. space ini dapat dimanfaatkan oleh pihak luar untuk menyusup ke dalam antrean sehingga tersaliplah antrean tersebut.
- ketidakjelasan antrean. terkadang ketika mengantre ada antrean lain yang mungkin bersifat 'ilegal'. antrean ini biasanya terjadi karna ingin menjadi urutan pertama dalam antrean. nah, terbentuknya dua antrean ini sangat memungkinkan terjadinya penyalipan. urutan antrean yang terjadi pada fenomena ini bisa jadi bukan berurut dari depan ke belakang, melainkan zigzag kanan-kiri atau sebaliknya.
- keadaan darurat. penyebab penyalipan yang satu ini biasanya dimaklumi oleh sesama pengantre. misalnya ketika antre di wc umum ada seseorang yang sedang diare dan harus segera melaksanakan panggilan alam tersebut karna sudah di ujung tanduk. selama pengantre yang lain tidak dalam kondisi yang sama daruratnya, penyalipan biasanya dapat dilakukan dengan sepemakluman pengantre yang lain.
- nilai sosial. nilai sosial juga berperan dalam kegiatan antre mengantre ini. penyalipan pun dapat terjadi karna faktor nilai sosial. contohnya ketika antre untuk naik sekoci saat kapal titanic tenggelam. yang diprioritaskan untuk naik adalah wanita dan anak2. atau dalam antrean lain yang lebih umum. penyalipan ini biasanya didasarkan pada norma atau nilai yang berlaku di masyarakat.
seiring berkembangnya teknologi, modus penyalipan pun jadi beragam. modus yang terbaru adalah dengan memanfaatkan relasi. modus ini umumnya terjadi pada antrean di anjungan tunai mandiri (ATM). berikut kronologisnya. misal di sebuah ATM terjadi antrean, sebut saja pengantrenya A, B, C dan D yang antre secara berurutan. saat A, B, C dan D sedang antre, datanglah E. E ini adalah teman B. E lalu menghampiri B kemudian mereka mengobrol. saat tiba giliran B, E ikut masuk ke dalam (dalam hal ini bisa B yang mengajak E atau E yang meminta untuk bareng, pilih salah satu). masuklah B dan E ke dalam ATM dan di dalam terjadi dua transaksi. dalam beberapa kasus bisa terjadi dua sampai tiga orang atau bahkan lebih yang ikut masuk secara bersamaan.
pada kasus di atas, jelas hal tersebut merupakan bentuk penyalipan. namun demikan penyalipan ini terkesan halus karna kesannya seperti 'sekalian aja'. namun demikian perbuatan ini tidak dapat dibenarkan, karena merugikan pengantre lain yang telah antre dengan tertib. biarpun kesannya 'sekalian aja' namun jika yang menumpang punya kepentingan yang sama dengan pengantre lain, tentu akan merugikan, terutama dari segi waktu. kalo bisa disamakan, perbuatan itu sama aja kayak merebut hak orang lain.
hakikatnya antre adalah kebermanfaatan yang besar dalam sebuah kesederhanaan. dalam antre kita belajar bagaimana menghargai hak orang lain, bertenggang rasa dengan sesama dan bersabar dalam setiap urusan. sebuah kesederhanaan yang mencerminkan keberadaban suatu bangsa. maka dari itu, mari "budayakan antre".
salam antre
:*