Laman

Sabtu, 12 Maret 2011

Apil, Bukan Kucing Biasa


Haiahaiahai…
Kali ini gue mau memperkenalkan kucing yang sering mampir ke rumah. Saking seringnya, dia udah kita anggap kucing beneran.
Ini dia…

Apil, abis begadang semalem.

Kenalin, ini Apil. Seekor kucing jantan blasteran (liat bulunya, bule kan). Gak ada yang tau juga siapa bapak dan ibunya si Apil, tapi menurut desas desus dia itu emang gak berasal dari tempatnya sekarang. Bahkan ada yang bilang sebenernya dia itu kucing naturalisasi.  Emang sih, kalau lagi mengeong, si Apil ini “Ngeongan”nya kurang Indonesia. Lagian dia juga jarang banget mengeong, buat jaga image katanya.

 Si Apil ini hidup di sekitar RT 02, tempat gue. Dia emang jarang pergi jauh-jauh, capek katanya. Apil emang rada pemales orang(?)nya. Kalau pagi dia mondar mandir cari makan, siangnya dia datang ke rumah gue buat tidur siang.  Dia bilang tidur siang itu baik untuk meningkatkan kecerdasan otak. Tempat tidur siang favoritnya adalah di bangku teras. Kalau lagi tidur matanya merem (yaiyalah!).

Selain males, Apil ini orang(?)nya pengertian juga. Biarpun dia bilang tidur siang itu baik untuk kecerdasan otak tapi dia gak pernah egois. Kalau bokap gue mau mindahin bangku, dia ngerti. Dia  pindah ke tempat lain (biasanya masih di sekitar situ juga), terus tidur lagi. Mungkin dia tau kalau sebagai penumpang dia mesti tau diri, lebih-lebih karna dia binatang, tapi Bukan Binatang Biasa.

Selain malesan dan pengertian, Apil juga rada sombong. Kalau sore-sore dia suka jalan-jalan di lapangan depan rumah gue. Biasanya kalau ngeliat dia, gue sama ade gue suka nyapa dari teras. “Apil! Apil!”, ade gue teriak-teriak. Tapi biarpun udah teriak ampe nenggak-nenggak, si Apil gak pernah nengok, jalan aja terus, mana pake empat kaki lagi jalannya. Sombong sekali kucing blasteran ini.

Dibalik itu semua, pada dasarnya kucing itu binatang yang manja. Kalau dia lagi gak jaim-jaim banget, dia mau kita pegang. Kita bisa ngelus-ngelus dia kalau dia mau tidur siang atau baru bangun. Pada saar-saat seperti itu dia masih belum sepenuhnya sadar, masih ragu, dia itu kucing atau bukan. Kucing juga kadang suka galau, begitu katanya.

Dunia kucing terkenal sekali dengan budaya kawin lari, sehabis kawin langsung lari (ini tidak patut ditiru oleh manusia). Sedikit sekali yang tau tentang kehidupan Apil ini. Dia kadang suka datang dan hilang ngedadak. Begitu pun dengan kehidupan percintaannya. Berbeda dengan kucing-kucing lain yang senangnya kawin-lari depan umum, tidak ada yang tahu tentang kehidupan percintaan saudacing (kalau di dunia manusia itu saudara) Apil ini. Konon katanya Apil ini sangat digila-gilai betina dari berbagai belahan RT, mulai dari RT 01 sampai RT 06, tapi tidak ada yang berani secara terang-terangan mengungkapkan cintanya. Apil sendiri memang jarang, bahkan tidak pernah, terlihat jalan bersama seekor betina.

Apil juga suka banget sama yang namanya seni. Buat dia, seni itu bagian dari hidupnya, tempatnya menumpahkan segala emosi.  Seni yang paling dia suka adalah puisi. Puisi bisa menggambarkan isi hati, begitu katanya. Apil juga punya idola dari dunia manusia, Apil paling suka sama puisinya Chairil Anwar. Itu lho, yang binatang lajang (emang ada?).
Ini adalah salah satu puisi karya Apil

MEONG ONG
Meong meong, meong..
Meong me, ong…
Meongmeongmeongmeong..
Meooooooooooong..
Meong meong.. meong meong..
Meong..

Itulah sekilas tentang kucing yang sering mampir ke rumah gue. Aneh memang, tapi ya.. begitulah kurang lebih(banget)nya. Kalau ada yang mau kenal, kirim-kirim salam atau mau bertanya sama Apil, silahkan saja. Mungkin Apil bisa menjawab dipostingan berikutnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar